Ahad, 21 April 2013

Ziwawuti



Tuhan bukankah Engkau materialkan perbedaan sebagai hukum alam yang Rahmatan lil'alamin ? Aku masih hambaMu si penghuni semesta ini... Aku tahu menjalankan pilihan tak segampang memilih sebuah pilihan.
Meski aku sedikit malu tapi ini adalah pilihanku, tiada cara laen lagi selaen membuat semua orang bangga dengan pilihanku....
Insya Allah

Nadhariyatul Aqdi



BAB I
PENDAHULUAN
1.                  Latar Belakang
Fiqh muamalah merupakan segalaperaturan yang diciptakan Allah SWT untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam hidup dan kehidupan.Ruang lingkup fiqh muamalah ada beberapa sesuai dengan pembagianya, salah satu dari ruang lingkup tersebut membahas tentang ‘uqud (perikatandanperjanjian). ‘Uqud = ‘Aqad, Perkataan 'aqdu mengacu terjadinya dua perjanjian atau lebih, yaitu  bila seseorang mengadakan janji kemudian ada orang lain menyetujui janji tersebut serta menyatakan pula suatu janji yang berhubungan dengan janji yang pertama, maka terjadilah perikatan dua buah janji ('ahdu) dari dua orang yang mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain disebut perikatan

Isnin, 15 April 2013

Lentera Jingga di Ufuk Timur



Pagi ini suasana hati terasa begitu menyenangkan, entah karena apa tapi sepertinya hari ini aku akan akan mendapatkan kabar yang menggebirakan. He he senyum ini selalu ku bangggakan dalam setiap langkahku. Bukan karena aku telah lama tidur semalaman tadi malam atau karena hari ini pamanku balik dari dari negeri Jiran dan membawa sebongkah oleh-oleh buat aku. Tapi karena aku harus semampu mungkin tersenyum meski tak seperti kenyataannya. Aku adalah pemimpin bagi diri ku sendiri. Aku adalah kakak dari adik-adikku yang masih kecil, imut dan aku banggakan. Aku adalah anak dari ibu tercintaku, yang hanya karena beliau satu-satunya alasanku untuk tetap tersenyum. Bagiku nafas ini hanya untuk meniupkan selaksa angin buat ibuku. Jika hari ini ku mampu berdiri tidak lain alasannya hanya karena ibu.

Klasifikasi Hadist Berdasarkan Kwalitas Rawi


 BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Ilmu hadits merupakan salah satu pilar-pilar tsaqofah islam yang memang sudah selayaknya dimiliki oleh setiap kaum muslim. Dewasa ini, begitu banyak opini umum yang berkembang yang mengatakan bahwa ilmu hadits hanya cukup dipelajari oleh para salafus sholeh yang memang benar-benar memilki kredibilitas dalam ilmu agama sehingga stigma ini membuat sebagian kaum muslim merasa tidak harus untuk mempelajari ilmu hadits.

Hal ini tentu sangat tidak dibenarkan karena dapat membuat masyarakat muslim menjadi kurang tsaqofah islamnya terutama dalam menjalankan sunnah-sunnah rosul. Terlebih dengan keadaan saat ini dimana sangat bayak beredar hadits-hadits dho’if dan hadits palsu yang beredar di tengah-tengah kaum  uslim dan tentunya hal ini akan membuat kaum muslimin menjadi pelaku bid’ah. Jika kaum muslim masih memandang remeh tentang ilmu hadits ini maka tentu ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya bagi aqidah kaumm muslimin dalam menjalankah sunnah rosul. Oleh karena itulah, perlunya kita sebagai umat muslim memilki pengetahuan yang luas tentang ilmu hadits.

Sejarah Islam di spanyol



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, Islam telah menguasai wilayah Afrika utara sampai ke daerah Tripoli dan Barkah (wilayah sebelah barat Mesir, kini Libia). Namun pasukan Bizantium masih menguasai wilayah Afrika utara bagian barat, dan ini dianggap merupakan ancaman bagi kekuasaan Islam di Afrika utara.
Pada masa Bani Umayyah, Muawiyah bertekad akan mengusir kekuasaan Romawi itu. Untuk itu ia menugaskan Uqbah ibn Nafi al Fihr, yang sudah menetap di Barqah, menyiapkan pasukan dalam rangka mengusir mereka. Akhirnya Uqbah dapat menguasai wilayah Afrika utara bagian barat sampai ke pedalaman bagian selatan yang dikuasai Barbar (daerah Fazzan). Selanjutnya Muawiyah memerintahkan Uqbah untuk membangun kota sebagai pusat kegiatan umat Islam di sana, dan untuk itu dibangunlah kota Qairawan pada tahun 50 H. Kota ini terletak jauh sebelah Barat Barqah.
Qairawan dan wilayah yang dikuasai Uqbah, sempat direbut kembali oleh Romawi dengan bantuan Barbar. Wilayah ini baru bisa direbut kembali pada masa pemerintahan Abd. Malik bin Marwan, yang direbut oleh pasukan di bawah pimpinan Hasan ibn Nu’man al Ghassani. Hasan dapat membangun daerah itu, dan setelah Hasan, pimpinan wilayah itu diganti oleh Musa ibn Nushair pada akhir masa pemerintahan Abd. Malik bin Marwan atau pada awal pemerintahan Al Walid. Musa memakai gelar Amir Qairawan.
Musa terus memperluas wilayahnya ke Afrika bagian barat, sampai ia bisa menaklukan kota Septah (Ceuta) secara damai. Ceuta kota di bagian ujung bagian barat Afrika utara berhadapan dengan semenanjung Andalusia. Kota ini semula berada di bawah kekuasaan kerajaan Gothia di Andalusia. Islam berhasil mengadakan persekutuan dengan Count Julian, penguasa Ceuta.
Motivasi masuknya Islam ke Spanyol dilatarbelakangi oleh semangat da’wah di samping dipengaruhi oleh faktor materi yang secara universal berlaku waktu itu. Islam di Spanyol telah berjaya selama kurang lebih 700 tahun (711- 1609 M). Spanyol telah menjadi pusat peradaban Islam selain Bagdad dan Mesir. Selama kurun waktu tersebut kemajuan dan perkembangan peradaban Islam di Spanyol tidak hanya memiliki arti penting bagi perkembangan ilmu dan teknologi dalam lingkup peradaban dunia Islam, tapi juga telah tercatat mempunyai arti penting bagi perkembangan peradaban manusia pada umumnya.
Namun kemajuan dan perkembangan peradaban terutama di bidang filsafat, sains dan teknologi, ternyata tidak terbarengi dengan perkembangan kemajuan da’wah yang menanamkan substansi idiologis bagi penduduk setempat. Akibatnya Islam di Spanyol tidak melahirkan tokoh-tokoh putra daerah yang dapat meneruskan dan melestarikan Islam dalam aspek idiologis. Tokoh-tokoh ilmuwan yang muncul di Spanyol umumnya bukan penduduk setempat, mereka imigran dari Afrika atau daerah lain. Hubungan penguasa yang beragama Islam dengan penduduk setempat yang umumnya beragama Nasrani, masih terwarnai oleh hubungan “pendatang” dengan “pribumi”, atau “penjajah” dengan yang “dijajah” (umpama dengan munculnya istilah ibad atau muwalladun, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan golongan pribumi atau keturunan mereka). Keadaan lain yang nampak adalah tersimpannya rasa kebencian yang menimbulkan balas dendam dari penguasa setempat sebelum Islam datang, yang beragama Nasrani. Kondisi ini pada saatnya menimbulkan jiwa patriotisme dan kesadaran nasionalisse putra daerah untuk menggusur pendatang. Sedang konflik internal di lingkungan istana baik antara suku Arab, Barbar dan Sicilia atau di antara intern mereka, selalu nampak dalam memperebutkan kursi kekuasaan.
Kondisi di atas secara akumulatif sangat berpengaruh kepada semakin lemahnya wibawa dan kekuatan penguasa Islam, yang memberikan peluang bagi penguasa Kristen untuk mengambil alih kekuasaan di Spanyol. Pada akhirnya ambisi penguasa Kristen untuk mengusir orang Islam setelah berkuasa selama tujuh abad dari bumi Spanyol, menjadi kenyataan. Pilihan yang diberikan kepada orang Islam hanya satu, masuk Kristen atau meninggalkan Spanyol.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana asal-usul islam di Spanyol ?
2.      Bagaimana Perkembangan Islam di Spanyol ?
3.      Apa saja Peradaban Islam di Spanyol ?
4.      Apa yang menyebabkan kemunduran Islam di Spanyol ?
5.      Bagaimana pengaruh Islam di Spanyol ?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui asal-usul Islam di Spanyol
2.      Mengetahui Perkembangan Islam di Spanyol
3.      Mengetahui peradaban Islam di Spanyol
4.      Mengetahui penyebab kemunduran Islam di Spanyol
5.      Mengetagui pengaruh Islam di Spanyol

BAB II
PEMBAHASAN

            Dahulu Abbasiyah mempunyai kekuasaan secara penuhnhanya pada periode 100 tahun pertama. Selanjutnya Abbasiyah melemah dan negara_negara Provinsi berusaha melpaskan diri dan mendirikan kekuatan baru untuk menyai abbasiyah, sehingga kota Baghdad tak lagi menhadi satu_satunya kota Internasional. Ibu kota provinsi muncul untuk menyai Baghdad. Da Andalus (Spanyol) muncul bani Ummayah II yang beribu kota Cordova. Di Afrika Utara berdiri daulah Murabitin, kemudian daulah Muwahidin. Di Sisilia ada kerajaan Normandia, walaupun beragama kristen  tapi memajukan peradaban dan ilmu pengetahuan islam. Di Mesir muncul daulah Fathimiyah, kemudian Ayyubiyah. Di sebelah timur kota Baghdad berdiri bani Ghazanawiyah. Kerajaan – kerajaan kecil ini masing-masing ikut andil memajukan ilmupengatuhan dalam islam[1]
1.       Asal-usul perkembangan islam di Spanyol
http://damzone89.files.wordpress.com/2011/07/andalusia.jpeg?w=339&h=195
Wilayah Spanyol dan Portugal berada dalam semenanjung yang dulu namanya, Iberia. Sejak abad ke 5 M, daerah ini dikuasai oleh bangsa Vandals, maka wilayah ini, terutama bagian selatan disebut Vandalusia. Menjelang kedatangan Islam, daerah ini dikuasai oleh bangsa Visigoth (atau disebut juga bangsa Gothia, atau bangsa Got.
Pada awal abad ke 8, menjelang runtuhnya Bani Umayyah, daerah ini sudah dapat dikuasai oleh pemerintahan Islam. Tercatat tiga pahlawan Islam yang terkenal berkaitan dengan penaklukan daerah ini, yaitu Tarif ibn Nalik, Tarik bin Ziyad dan Musa ibn Nushair. Tarif ibn Malik dapat dikatakan sebagai perintis. Ia bersama pasukannya menyeberang selat menuju semenanjung Andalusia, menaiki empat buah kapal yang disediakan Julian[2]. Dalam penyerbuannya Tarif memperoleh kemenangan dan kembali ke Afrika utara membawa harta rampasan perang yang cukup banyak, kemenangan ini menjadi awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di semenanjung Iberia tanpa banyak kesulitan. Pada tahun 711 M, kemudian disusul oleh pasukan berikutnya yang lebih besar di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad, yang didukung oleh bangsa Barbar. Tariq bersama pasukannya menyeberang selat dan mendarat di sebuah gunung, yang kemudian nama ini terkenal dengan Gibraltar (Jabal Tariq). Tariq terus memasuki Spanyol dan dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderck, penguasa Spanyol dikalahkan.Seterusnya, setelah mendapat dukungan dari penduduk setempat, Tarik menaklukan kota-kota berikutnya, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibu kota kerajaan Gothia saat itu).
Sementara Tariq telah memperoleh kemenangan, kemudian pada tahun 712 M, Musa bin Nushair menyusul dengan pasukannya untuk merebut kota-kota lain. Pasukan Musa dapat menaklukan kota-kota Sidonia, Karmonia, Seville, Merida[3], pasukan Musa kemudian bergabung dengan Tarik di Toledo, yang kemudian mereka menuju ke utara, menaklukan wilayah Aragon, Castille, Galicia, Sarragosa, Barcelona dan Praus Pada waktu Tarik dan Musa memenangkan pertempuran-pertempuran dan menguasai kota-kota di Andalusia[4], maka sejak itulah Spanyol mulai dikuasai oleh Islam di bawah kekuasaan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus

2.      Perkembangan Islam di Spanyol
Penguasaan Ummat Islam terhadap Andalus dapat dibagi menjadi beberapa periode:


A.    Periode petama
Periose antara tahun 711-755 M, Andalus diperintah oleh khalifah bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini Andalus secara politis belum stabil, masih terjadi perebutan kekuasaan antara elit penguasa, atau masih adanya ancaman musuh Islam dari penguasa setempat.[5]
B.     Periode Kedua
Periode antara tahun 755-1013 M. Periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan seorang yang bergelar Amir ( panglima atau Gubernur ) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang ketika itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I, yang memasuki Spanyol tahun 138/755 M dan di beri gelar Al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umyyah yang berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbasiyah ketika yang terakhir ini berhasil menakukan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya ia berhasil mendirikn dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa pada periode ini adalah Abdurrahman Al-Dakhil, Hisyam I. Hakam I, Abdurrahman Al-Ausath, Muhammad ibn Abdurrahman, Munzir ibn Muhamad, Abdullah ibn Muhammad.[6] Pada masa ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik di bidang politik maupun di bidang peradaban.
Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahad abad ke-9, stabilitas Negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatic yang mencari kesyahidan (Martyrdom).
C.    Periode Ketiga
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahaman III yang bergelar An Nasir sampainya munculnya Raja-raja lelompok yang dikenal dengan sebutan Muluk Al-Thawaif.  Pada periode ini Spanyol diperintah olek penguasa yang bergelar Khalifah, penggunaan gelar Khalifah tersebut bernula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa Al-Muktadir, Khalifah daulat Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengaawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang beerada dalam kemelut. Ia berpenda[at bahwa saat ini merupakan saat yang palinh tepat untuk memeakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan BANI Umayyah selama 150 tahun lebih. Khlifah besar yang memerintah yang memerintah pada periode ini ada tiga orang, yaitu Abdurranman An-Nasir (912-961 M ), Hakam II (961-976), dan Hisyam II (976-1009).[7] Pada periode ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan, menyaingi kejayaaan, menyaingi kejayaan daulat Bani Abbasiyah di Baghdad[8].
Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn Abi’ Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingannya. Atas keberhasilannya Ia diberi gelar Al-Manshur Billah. Selannjutnya Ia digantikan oleh anaknya Al-Muzaffar, yang masih dapat mempertahankan keunggulannya. Akan tetapi ketika Ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Akhirnya, pada tahun 1013 M, Dewan mentri yang memerintah Cordova menghapus jabatab Khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali Negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu
D.    Periode Keempat (1013-1086)
Pada periode ini, spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil dibawah pemerintahan Rajar-rara atau golongan Al=Mulukuth_Thawaif, yang berpusat disuatu kota seperti Sevile, Cordova, Toledo, dan sebagainya[9]
E.     Periode Kelima
Pada periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan Dinasti Murabithun (1986-1143) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235)

F.     Periode Keenam ( 1248-1492)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bahwa dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti hanya berkuasa diwilayah yang kecil. Kekuasaan Islam merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir, karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk ananknya yang lain sebagai penggantinya sebagai raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan diganti oleh Muhammad ibn Sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta[10]
Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan keada Ferdenand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam didaerah ini[11]
3.      Peradaban Islam di Spanyol
Islam di Spanyol telah melahirkan berbagai kemajuan peradaban, berbarengan dengan kemajuan peradaban yang dicapai oleh Islam di belahan timur, yaitu di Bagdad dan di Mesir. Perkembangan dan kemajuan peradaban Islam di Spanyol, telah nampak sejak Abdurrahman al Dakhil menguasai Spanyol, dan berkembang pesat terutama setelah Abdurrahman III memegang tampuk pemerintahan. Kemajuan pera-daban itu, tercatat antara lain:

1. Pembangunan Fisik
a. Pembangunan istana di beberapa kota seperti istana yang indah Al Hamra di Granada, Al Gazar di Seville, dan beberapa istana di kota-kota lain.
b. Pembangunan kota-kota.
Kota Madrid berasal dari kata Majrith, yang berasal dari kata Majri (tempat air/sungai mengalir).
c. Pembangunan masjid yang megah di beberapa kota, di Cordova terdapat 491 masjid.
d. Pembangunan jalan, taman-taman dan tempat pemandian umum. Di Cordova ada 900 buah tempat pemandian.
e. Pembangunan irigasi, dam dan kanal untuk pertanian
f. Pembangunan sarana air bersih dan penampungan air (konservasi) untuk umum.
g. Pembangunan gedung-gedung pemerintahan dan pendidikan.
h. Pembangunan rumah sakit dan panti asuhan
2. Bidang Ilmu Pengetahuan
Perhatian dan pembangunan di bidang ilmu pengetahuan yang dilakukan di Spanyol dapat mengimbangi kemajuan dan perkembangan yang juga dilakukan di belahan dunia Islam bagian Timur. Perkembangan ilmu pengetahuan itu nampak dari munculnya pusat- pusat kajian keilmuan dan munculnya beberapa tokoh dalam berbagai bidang ilmu seperti:
a. Pembangunan perguruantinggi dan berbagai pusat penelitian ilmu pengetahuan.
b. Pembangunan perpustakaan. Abdurrahman III membangun perpustakaan besar di Granada dengan dilengkapi 600.000 jilid buku. Sedang khalifah Hakam II membangun perpustakaan di Cordova hingga menjadi perpustakaan besar dan menjadi rujukan perpustakaan di Eropa.
c. Kegiatan menyalin naskah ilmiah dari bahasa Grik dan Latin.
d. Beberapa nama tokoh dalam berbagai ilmu pengetahuan yang muncul dari Spanyol antara lain:
(1) Ibn Rusyd (Lahir di Cordova, 1126 M).
Ibn Rusyd di Eropa terkenal dengan Averroes. Dia pengikut Aristoteles yang sangat berjasa dalam membuat ringkasan dan tafsiran filsafat Yunani terutama Aristoteles. Buah pemikiran dan cara berfikir rasional Ibn Rusyd sangat besar pengaruhnya kepada perkembangan pemikiran yang membawa kebangkitan dan kemajuan Eropa. Dengan hati-hati ia mengkaji Keserasian filsafat dan agama. Karya besar Ibn Rusyd antara lain Tahafut al Tahafut, yang berisikan tanggapan balik terhadap serangan al Ghazali terhadap filsafat dalam Tahafut al Falasifah. Dalam karyanya itu ia bertindak sebagai pembela filsafat. Ibn Rusyd di samping seorang filosof ia juga seorang dokter, karyanya dalam ilmu kedokteran adalah Kitab al Kulliyat al Thibb. Di samping itu iapun seorang ulama ahli fiqh, karyanya yang terkenal di bidang fiqh adalah Bidayat al Mujtahid wa Nihayat al Muqtashid.
(2) Ibn Bajah (Lahir di Saragosa, 1085 M)
Ibn Bajah di Eropa terkenal dengan nama Avempace. Ia seorang filosof dengan karyanya yang terkenal risalah Tadbir al Mutawahhid.
(3) Ibn Thufail (Lahir di Qadis, Granada, 1110 M)
Ibn Thufail di Eropa terkenal dengan nama Aventofail. Ia seorang filosof, di samping itu ia banyak menulis tentang kedokteran dan astronomi. Pandangan filsafatnya tercermin dalam karyanya yang terkenal yaitu Hay ibn Yaqdzan.
(4) Jabar ibn Aflah (lahir di Seville, 1140 M).
Ia menulis kitab al Hay’ah, yang memuat angka-angka tentang goneometri yang masih digunakan oleh dunia ilmu pengetahuan sampai sekarang.
Selanjutnya nama-nama tokoh ilmuwan lain yang pantas dicatat yang muncul dari bumi Islam di Spanyol, antara lain:
·         Abbas ibn Farnas. Ia terkenal dalam ilmu kimia dan astronomi, ia juga yang menemukan pembuatan kaca dari batu.
·         Ibrahim ibn Yahya al Naqqash. Ia seorang yang ahli dalam ilmu astronomi. Ia dapat membuat tropong modern yang dapat menentukan jarak antara matahari dan bintang-bintang. Ia juga dapat menentukan kapan dan berapa lama terjadinya gerhana matahari.
·         Abdurrahman Ibn Khaldun. Ia seorang sejarawan dan sosiolog dengan karyanya yang terkenal yaitu Muqaddimah.
·         Abu Ja’far Ahmad ibn Muhammad al Gharfiqi. Ia seorang ahli di bidang farmasi. Bukunya yang terkenal dalam bidang ini adalah Al Adawiyah al Mufradah.
·         Ibn abd. Aziz al Bakri. Ia seorang ahli di bidang geografi karyanya yang terkenal adalah kitab al Masalik wa al Mamalik. nama lain di bidang ini tercatat Muhammad al Mazinni.
·         Ibn Hazm seorang ahli fikh dan teolog yang terkenal dengan kitabnya al Muhalla dan Kitab Fishal. Ahli fikir lainnya seperti Abu Bakr ibn al Quthiyah, Mundzir ibn Said al Baluthi, dan Yahya ibn Yahya
·         Ibn al ‘Arabi yang terkenal dengan konsep tasawufnya Wahdah al Wujud, dengan karyanya Hikmah al Israq dan Futuhat al Makkiyah.
3. Bidang Ekonomi
Sejalan dengan perkembangan dunia Islam baik di belahan barat dan belahan timur dan perkembangan di luar dunia Islam, maka kegiatan ekonomi pun mendapat perhatian dan mengalami kemajuan pesat. Hal ini nampak antara lain dalam kegiatan ekonomi sbb.:
a. Meningkatkan kegiatan perdagangan dengan dunia luar.
b. Cordova, Seville, Granada, Almeria dan kota-kota lainnya menjadi penghasil permadani, wol, katun, sutera, kertas, dan kulit.
c. Pada masa pemerintahan Amir Muhamad I (852-886), Spanyol telah dapat menghasilkan belerang, air raksa, tembaga, dan besi.
d. Pembangunan kilang minyak zaitun.
e. Di bidang pertanian, Spanyol telah mengembangkan sistem irigasi, dan telah mampu menghasilkan berbagai hasilpertanian dan perkebunan seperti kapas, tebu, padi , jeruk dan buah- buahan lainnya. Malaga, Cartagena, dan kota-kota lainnya menjadi penghasil buah-buahan yang cukup besar.
Kegiatan pertanian yang telah dilakukan oleh Islam di Spanyol, telah menimbulkan bekas dalam berbagai istilah di dunia Barat. Seperti istilah arable (yang dapat dibajak), arbareal (pohon- pohonan), arbaretum (hutan bikinan), arbariculture (penanaman kayu), semuanya itu berasal dari suku kata arab yang telah mengalami perubahan ke dalam bahasa Barat.
f. Puncak kemakmuran terutama pada masa pemerintahan Abdurrahman III. Penerimaan tahunan negara sebanyak 6.245.000 (enam juta dua ratus empat puluh lima ribu) keping emas. Dari jumlah tersebut sepertiga dipergunakan untuk anggaran rutin, sepertiga untuk anggaran pembangunan dan sepertiga untuk dana cadangan.
4. Bidang bahasa, seni dan sastra.
a. Penggunaan bahasa Arab digalakkan.Bahasa Arab mengalahkan bahasa latin, yang juga digunakan di gereja-gereja. Sampai dengan abad ke-13 orang-orang Kristen dan Yahudi di Spanyol menulis buku-buku ilmiah dengan bahasa Arab.
c. Munculnya berbagai karya sastra seperti Al ‘Iqad al Farid, buah karya Ibn Abi Rabith. Kitab al Qalaid, buah karya Al Fath ibn Khaqam.
d. Pada masa Emir Muhammad I, seni puisi berkembang dan ia sangat menggemarinya, bahkan ia sendiri banyak menghasilkan karya seni ini.
e. Pada masa Abdurrahman II telah berkembang seni tari dan nyanyi. Waktu itu ada seorang penyanyi terkenal Ibrahim al Mosuli yang diberi gelar Amirul Ghina. Dia melahirkan penyanyi keliling dari istana ke istana dengan sebutan Troubadour yang cepat terkenal dan menyebar ke daerah-daerah lain, seperti ke Perancis.
f. Khalif Hakam II amat menyenangi kesusasteraan dan kesenian. Pada masa pemerintahannya kumpulan sajak dan lagu dalam kitab al Aglani yang terdiri dari 20 jilid tebal yang disusun oleh pujangga Abu al Farj al Asfihanidi Bagdad telah disiarkan terlebih dahulu di Spanyol dari pada di daerah lainnya.
g. Sejalan dengan perkembangan kegiatan pembangunan fisik, maka pada saat itu berkembang pula seni arsitektur bangunan yang indah.
5. Bidang Militer.
Pembangunan dan perkembangan militer pada masa kejayaan Islam di Spanyol, nampak pesat seperti juga perkembangan di wilayah Islam lainnya. Hal ini berkaitan dengan upaya pertahanan negara menghadapi dunia luar. Pembangunan dan perkembangan itu antara lain:
a. Pembangunan pangkalan armada dan pabrik senjata di Cartagena dan Cadiz.
b. Membangun benteng-benteng pertahanan di beberapa kota.
c. Pembentukan birokrasi kepolisian sampai ke distrik yang jauh terpencil.
d. Membangun angkatan bersenjata yang kuat, terutama pembangunan armada angkatan laut yang mampu berhadapan dengan daulat Fathimiyah dan merupakan yang terbesar di seluruh dunia waktu itu (masa pemerintahan Abdurrahman III).[12]

4.      Penyebab Kemunduran dan Kehancuran
Sebab-sebab yang membawa kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol adalah sbb.:
a. Konflik internal
Terjadi persaingan dalam lingkungan keluarga istana dalam memperebutkan kursi kerajaan. Keadaan ini selalu dimanfaatkan oleh fihak luar yang memecahbelah mereka untuk mengambil keuntungan yang pada dasarnya merugikan kepentingan Islam.
Konflik internal juga terjadi dalam intern umat Islam yang terdiri dari kelompok Barbar, Sicilia dan Arab. Mereka satu sama lain saling berebut pengaruh, hal ini terutama nampak pada masa Muluk al Thawaif setelah berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan
b. Fanatisme Arab yang berlebihan
Bani Umayyah memperlakukan Islam non Arab sebagai penduduk kelas dua, yang menyebutnya dengan istilah ‘ibad atau muwalladun (suatu ungkapan yang dinilai merendahkan]. Karena fanatisme yang berlebihan ini, maka tidak terjadi pembauran sosial politik dan budaya antara kelas penguasa (Arab) yang merasa sebagai tuan dengan kelas pribumi yang dianggap lebih rendah derajatnya.
Sikap dan perlakuan penguasa ini menyebabkan mereka selalu menggerogoti kekuasaan yang dipegang oleh etnis Arab. Secara politis sikap demikian, akhirnya tidak bisa melahirkan tokoh- tokoh figur pimpinan Islam yang handal untuk dijadikan tokoh pemersatu bagi masyarakat setempat.[13]

c. Tidak terjadi Islamisasi
Para penguasa muslim lebih banyak memusatkan perhatian mereka kepada masalah politik. Mereka tidak melaksanakan da’wah dalam arti penanaman Islam secara ideologis. Rakyat pribumi Spanyol umumnya dibiarkan tetap berpegang pada agama, hukum dan adat kebiasannya. Keadaan demikian menyebabkan antara penguasa Muslim tidak terdapat hubungan ideologis[14] dengan rakyat yang mayoritas non Islam. Pada sisi lain keadaan di atas menyebabkan rasa patriotisme dan nasionalisme orang-orang Spanyol tetap kuat.[15]
d. Faktor Ekonomi
Perekonomian Islam Spanyol pada awal kejayannya menunjukkan kemajuan pesat, karena tanahnya yang subur dan kegiatan perdagangannya. Namun pada paruh kedua pada kekuasaan Islam di Spanyol sumber perekonomian negara sangat lemah, karena hanya mengandalkan pada pajak/upeti, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan serius sehingg lalai membina perekonokian[16]
e. Konflik Islam dan Kristen
            Setelah menaklukan Spanyol, para penguasa muslim tidak menjalankan kebjakan Islamisasi secara sempurna. Penduduk Spanyol dibiarkan memeluk agamanya, mempertahankan hukum dan tradisi mereka. Penguasa Islam hanya mewajibkan mereka membayar upeti, dan tidak memberontak. Kebijakan ini ternyata menimbulkan numerang. Penduduk Spanyol menggalang kekuatan untuk melawan penguasa Islam. Pertentangan Islam dan Kristen tak pernah berhenti menjatuhkan Islam. Orang Kristen selalu merasa bahwa kehadiran umat Islam merupakan ancaman bagi mereka. Setelah kekuasaan Islam melemeh, satu persatu kota-kota yang dikuasai Islam jatuh ketangan orang Kristen[17]
5.      Pengaruh Peradaban Islam di Spanyol
Kemajuan Eropa yang terus terus berkemabang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada Khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Memang banyaak saluran bagaimana peradaban Is;am mempengaruhi Eropa, seperti Sicilia dan perang salib, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol Islam.
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam baik dalam bentuk hubugan politik, social maupun perekonomian dan peradaban antar Negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan Negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. Yang terpenting diantaranya adalah pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198). Ia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memkat minat semua orang yang berpiran bebas. Ia mengedepankan Sunnatullah menurut pengertian Islam terhadap pantheisme dan anthropomorphisme Kristen. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di Eropa timbul gerakan Averroisme (Ibn Rusyd-isme) yangmenuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroisme ini.Berawal dari gerakan Averroisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad 17 M
Pengaruh peradaban Islam, termasuk didalamnya pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen eropa yan belajar universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuan muslim. Pusat peerjemahan itu adlah Toledo. Setelah pulang kenegerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa adalah Universitas Paris yang didiran pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibn Rusyd. Di akhirzaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Didalam Universita-universita itu, ilmu yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam yang diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang banyak dipelajari adalah pemikiran Al-Farabi, Ibn sina dan Ibn Rusyd
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12M itu menimbulkan gerakan bangkitan kembali (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari kemudian diterjemahkan kedalam bahasa latin.
Walaupun Islam padaakhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan –gerakan penting di Eropa. Geraka-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (Renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M








DAFTAR PUSTAKA

Sunanto, Musyrifah, 2003, Sejarah Islam Klasik, Jakartaada: Prenada Media.

Yatim, Badri,2008, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nasution, Harun, 1985, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Jakarta: UI Press.

Arman Abel, 1983, “Spanyol: Perpecahan dalam Negeri”, dalam Gustav E. von Grunebaum

(Ed.), Islam: Kesatuan dan Keseragaman, (Jakarta: Yayasan Perkhidmatan.

Supriadi, Dedi, 2008, Sejarah Peraaban Islam, Bandung: Pustaka Setia.

Abidiin Ahmad, Zainal, 1975, Riwayat Hidup Ibn Rusyd, Jakarta: Bulan Bintang.




[1].  Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik  (Jakartaada: Prenada Media,2003), hlm. 118

[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), hlm. 90.

[5] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik  (Jakartaada: Prenada Media,2003), hlm. 120.

[6] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), hlm. 95.

[7] Ibid., hlm. 98
[8] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), hlm. 97

[10] Ibid., hlm. 78
[11] Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1985, Cetakan kelima), hlm. 82.
[14] Badri Yatim, Op. cit. hlm. 107
[16] Arman Abel, “Spanyol: Perpecahan dalam Negeri”, dalam Gustav E. von Grunebaum (Ed.), Islam: Kesatuan dan Keseragaman, (Jakarta: Yayasan Perkhidmatan, 1983), hlm. 251.
[17] Dedi Supriadi, Sejarah Peraaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2008), hlm. 124.