BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, Islam telah menguasai
wilayah Afrika utara sampai ke daerah Tripoli dan Barkah (wilayah
sebelah barat Mesir, kini Libia). Namun pasukan Bizantium masih menguasai
wilayah Afrika utara bagian barat, dan ini dianggap merupakan ancaman bagi
kekuasaan Islam di Afrika utara.
Pada masa Bani Umayyah, Muawiyah bertekad akan mengusir
kekuasaan Romawi itu. Untuk itu ia menugaskan Uqbah ibn Nafi al Fihr, yang
sudah menetap di Barqah, menyiapkan pasukan dalam rangka mengusir mereka.
Akhirnya Uqbah dapat menguasai wilayah Afrika utara bagian barat sampai ke
pedalaman bagian selatan yang dikuasai Barbar (daerah Fazzan). Selanjutnya
Muawiyah memerintahkan Uqbah untuk membangun kota sebagai pusat kegiatan umat
Islam di sana, dan untuk itu dibangunlah kota Qairawan pada tahun 50 H. Kota ini terletak jauh sebelah Barat Barqah.
Qairawan dan wilayah yang dikuasai Uqbah, sempat direbut kembali
oleh Romawi dengan bantuan Barbar. Wilayah ini baru bisa direbut kembali pada
masa pemerintahan Abd. Malik bin Marwan, yang direbut oleh pasukan di bawah
pimpinan Hasan ibn Nu’man al Ghassani. Hasan dapat membangun daerah itu, dan
setelah Hasan, pimpinan wilayah itu diganti oleh Musa ibn Nushair pada akhir masa
pemerintahan Abd. Malik bin Marwan atau pada awal pemerintahan Al Walid. Musa
memakai gelar Amir Qairawan.
Musa terus memperluas wilayahnya ke Afrika bagian barat, sampai
ia bisa menaklukan kota Septah (Ceuta) secara damai. Ceuta kota di bagian ujung
bagian barat Afrika utara berhadapan dengan semenanjung Andalusia. Kota ini
semula berada di bawah kekuasaan kerajaan Gothia di Andalusia. Islam berhasil
mengadakan persekutuan dengan Count Julian, penguasa Ceuta.
Motivasi masuknya Islam ke Spanyol
dilatarbelakangi oleh semangat da’wah di samping dipengaruhi oleh faktor materi
yang secara universal berlaku waktu itu. Islam di Spanyol telah berjaya selama
kurang lebih 700 tahun (711- 1609 M). Spanyol telah menjadi pusat peradaban
Islam selain Bagdad dan Mesir. Selama kurun waktu tersebut kemajuan dan
perkembangan peradaban Islam di Spanyol tidak hanya memiliki arti penting bagi
perkembangan ilmu dan teknologi dalam lingkup peradaban dunia Islam, tapi juga
telah tercatat mempunyai arti penting bagi perkembangan peradaban manusia pada
umumnya.
Namun kemajuan dan perkembangan
peradaban terutama di bidang filsafat, sains dan teknologi, ternyata tidak
terbarengi dengan perkembangan kemajuan da’wah yang menanamkan substansi
idiologis bagi penduduk setempat. Akibatnya Islam di Spanyol tidak melahirkan
tokoh-tokoh putra daerah yang dapat meneruskan dan melestarikan Islam dalam
aspek idiologis. Tokoh-tokoh ilmuwan yang muncul di Spanyol umumnya bukan
penduduk setempat, mereka imigran dari Afrika atau daerah lain. Hubungan
penguasa yang beragama Islam dengan penduduk setempat yang umumnya beragama
Nasrani, masih terwarnai oleh hubungan “pendatang” dengan “pribumi”, atau
“penjajah” dengan yang “dijajah” (umpama dengan munculnya istilah ibad atau
muwalladun, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan golongan pribumi atau
keturunan mereka). Keadaan lain yang nampak adalah tersimpannya rasa kebencian
yang menimbulkan balas dendam dari penguasa setempat sebelum Islam datang, yang
beragama Nasrani. Kondisi ini pada saatnya menimbulkan jiwa patriotisme dan
kesadaran nasionalisse putra daerah untuk menggusur pendatang. Sedang konflik
internal di lingkungan istana baik antara suku Arab, Barbar dan Sicilia atau di
antara intern mereka, selalu nampak dalam memperebutkan kursi kekuasaan.
Kondisi di atas secara akumulatif
sangat berpengaruh kepada semakin lemahnya wibawa dan kekuatan penguasa Islam,
yang memberikan peluang bagi penguasa Kristen untuk mengambil alih kekuasaan di
Spanyol. Pada akhirnya ambisi penguasa Kristen untuk mengusir orang Islam
setelah berkuasa selama tujuh abad dari bumi Spanyol, menjadi kenyataan.
Pilihan yang diberikan kepada orang Islam hanya satu, masuk Kristen atau
meninggalkan Spanyol.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal-usul islam di Spanyol ?
2. Bagaimana Perkembangan Islam di Spanyol
?
3. Apa saja Peradaban Islam di Spanyol ?
4. Apa yang menyebabkan kemunduran Islam di
Spanyol ?
5. Bagaimana pengaruh Islam di Spanyol ?
C.
Tujuan Masalah
1. Mengetahui asal-usul Islam di Spanyol
2. Mengetahui Perkembangan Islam di
Spanyol
3. Mengetahui peradaban Islam di Spanyol
4. Mengetahui penyebab kemunduran Islam di
Spanyol
5. Mengetagui pengaruh Islam di Spanyol
BAB
II
PEMBAHASAN
Dahulu
Abbasiyah mempunyai kekuasaan secara penuhnhanya pada periode 100 tahun
pertama. Selanjutnya Abbasiyah melemah dan negara_negara Provinsi berusaha
melpaskan diri dan mendirikan kekuatan baru untuk menyai abbasiyah, sehingga
kota Baghdad tak lagi menhadi satu_satunya kota Internasional. Ibu kota
provinsi muncul untuk menyai Baghdad. Da Andalus (Spanyol) muncul bani Ummayah
II yang beribu kota Cordova. Di Afrika Utara berdiri daulah Murabitin, kemudian
daulah Muwahidin. Di Sisilia ada kerajaan Normandia, walaupun beragama
kristen tapi memajukan peradaban dan
ilmu pengetahuan islam. Di Mesir muncul daulah Fathimiyah, kemudian Ayyubiyah.
Di sebelah timur kota Baghdad berdiri bani Ghazanawiyah. Kerajaan – kerajaan
kecil ini masing-masing ikut andil memajukan ilmupengatuhan dalam islam
1.
Asal-usul
perkembangan islam di Spanyol
Wilayah Spanyol dan Portugal berada
dalam semenanjung yang dulu namanya, Iberia. Sejak abad ke 5 M, daerah
ini dikuasai oleh bangsa Vandals, maka wilayah ini, terutama bagian selatan
disebut Vandalusia. Menjelang kedatangan Islam, daerah ini dikuasai oleh
bangsa Visigoth (atau disebut juga bangsa Gothia, atau bangsa Got.
Pada awal abad ke 8, menjelang runtuhnya Bani
Umayyah, daerah ini sudah dapat dikuasai oleh pemerintahan Islam. Tercatat tiga
pahlawan Islam yang terkenal berkaitan dengan penaklukan daerah ini, yaitu Tarif
ibn Nalik, Tarik bin Ziyad dan Musa ibn Nushair. Tarif ibn Malik
dapat dikatakan sebagai perintis. Ia bersama pasukannya menyeberang selat
menuju semenanjung Andalusia, menaiki empat buah kapal yang disediakan Julian. Dalam penyerbuannya Tarif
memperoleh kemenangan dan kembali ke Afrika utara membawa harta rampasan perang
yang cukup banyak, kemenangan ini menjadi awal bagi
Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di semenanjung Iberia tanpa banyak
kesulitan. Pada tahun 711 M, kemudian disusul oleh
pasukan berikutnya yang lebih besar di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad, yang
didukung oleh bangsa Barbar. Tariq bersama pasukannya menyeberang selat dan
mendarat di sebuah gunung, yang kemudian nama ini terkenal dengan Gibraltar
(Jabal Tariq). Tariq terus memasuki Spanyol dan dalam pertempuran di
Bakkah, Raja Roderck, penguasa Spanyol dikalahkan.Seterusnya, setelah mendapat
dukungan dari penduduk setempat, Tarik menaklukan kota-kota berikutnya, seperti
Cordova, Granada dan Toledo (ibu kota kerajaan Gothia saat itu).
Sementara Tariq telah memperoleh kemenangan, kemudian pada
tahun 712 M, Musa bin Nushair menyusul dengan pasukannya untuk merebut
kota-kota lain. Pasukan Musa dapat menaklukan kota-kota Sidonia, Karmonia,
Seville, Merida,
pasukan Musa kemudian bergabung dengan Tarik di Toledo, yang kemudian mereka
menuju ke utara, menaklukan wilayah Aragon, Castille, Galicia, Sarragosa,
Barcelona dan Praus Pada waktu Tarik dan Musa memenangkan
pertempuran-pertempuran dan menguasai kota-kota di Andalusia,
maka sejak itulah Spanyol mulai dikuasai oleh Islam di bawah kekuasaan Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus
2.
Perkembangan Islam di Spanyol
Penguasaan Ummat Islam terhadap
Andalus dapat dibagi menjadi beberapa periode:
A.
Periode petama
Periose antara tahun 711-755 M, Andalus
diperintah oleh khalifah bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode
ini Andalus secara politis belum stabil, masih terjadi perebutan kekuasaan
antara elit penguasa, atau masih adanya ancaman musuh Islam dari penguasa setempat.
B.
Periode Kedua
Periode antara tahun 755-1013 M. Periode
ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan seorang yang bergelar Amir ( panglima
atau Gubernur ) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang ketika
itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah
Abdurrahman I, yang memasuki Spanyol tahun 138/755 M dan di beri gelar
Al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umyyah yang
berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbasiyah ketika yang terakhir ini berhasil menakukan
Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya ia berhasil mendirikn dinasti Bani
Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa pada periode ini adalah Abdurrahman
Al-Dakhil, Hisyam I. Hakam I, Abdurrahman Al-Ausath, Muhammad ibn Abdurrahman,
Munzir ibn Muhamad, Abdullah ibn Muhammad.
Pada masa ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan-kemajuan,
baik di bidang politik maupun di bidang peradaban.
Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahad
abad ke-9, stabilitas Negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatic
yang mencari kesyahidan (Martyrdom).
C.
Periode Ketiga
Periode ini berlangsung mulai dari
pemerintahan Abdurrahaman III yang bergelar An
Nasir sampainya munculnya Raja-raja
lelompok yang dikenal dengan sebutan Muluk Al-Thawaif.
Pada periode ini Spanyol diperintah olek penguasa yang bergelar
Khalifah, penggunaan gelar Khalifah tersebut bernula dari berita yang sampai
kepada Abdurrahman III, bahwa Al-Muktadir, Khalifah daulat Bani Abbas di
Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengaawalnya sendiri. Menurut
penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah
sedang beerada dalam kemelut. Ia berpenda[at bahwa saat ini merupakan saat yang
palinh tepat untuk memeakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan
BANI Umayyah selama 150 tahun lebih. Khlifah besar yang memerintah yang
memerintah pada periode ini ada tiga orang, yaitu Abdurranman An-Nasir (912-961
M ), Hakam II (961-976), dan Hisyam II (976-1009).
Pada periode ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan, menyaingi kejayaaan, menyaingi kejayaan daulat Bani Abbasiyah di
Baghdad.
Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn
Abi’ Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius
yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam
dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingannya. Atas keberhasilannya Ia diberi
gelar Al-Manshur Billah. Selannjutnya Ia digantikan oleh anaknya Al-Muzaffar,
yang masih dapat mempertahankan keunggulannya. Akan tetapi ketika Ia digantikan
oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Akhirnya, pada
tahun 1013 M, Dewan mentri yang memerintah Cordova menghapus jabatab Khalifah.
Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali Negara kecil yang
berpusat di kota-kota tertentu
D.
Periode Keempat (1013-1086)
Pada periode ini, spanyol terpecah
menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil dibawah pemerintahan Rajar-rara atau
golongan Al=Mulukuth_Thawaif, yang berpusat disuatu kota seperti Sevile,
Cordova, Toledo, dan sebagainya
E. Periode Kelima
Pada
periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara,
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan Dinasti Murabithun
(1986-1143) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235)
F.
Periode Keenam ( 1248-1492)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa
di daerah Granada, di bahwa dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali
mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara
politik, dinasti hanya berkuasa diwilayah yang kecil. Kekuasaan Islam merupakan
pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir, karena perselisihan orang-orang
istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang
kepada ayahnya, karena menunjuk ananknya yang lain sebagai penggantinya sebagai
raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu,
ayahnya terbunuh dan diganti oleh Muhammad ibn Sa’ad. Abu Abdullah kemudian
meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua
penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik
tahta
Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang
mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui melalui perkawinan itu tidak
cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat Islam di
Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristen
tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan keada
Ferdenand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. umat Islam setelah itu
dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol.
Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam didaerah ini
3.
Peradaban Islam di Spanyol
Islam di Spanyol telah melahirkan berbagai kemajuan peradaban,
berbarengan dengan kemajuan peradaban yang dicapai oleh Islam di belahan timur,
yaitu di Bagdad dan di Mesir. Perkembangan dan kemajuan peradaban Islam di
Spanyol, telah nampak sejak Abdurrahman al Dakhil menguasai Spanyol, dan
berkembang pesat terutama setelah Abdurrahman III memegang tampuk pemerintahan.
Kemajuan pera-daban itu, tercatat antara lain:
1.
Pembangunan Fisik
a. Pembangunan istana
di beberapa kota seperti istana yang indah Al Hamra di Granada, Al Gazar di
Seville, dan beberapa istana di kota-kota lain.
b. Pembangunan kota-kota.
Kota
Madrid berasal dari kata Majrith, yang berasal dari kata Majri (tempat
air/sungai mengalir).
c. Pembangunan masjid yang megah di beberapa
kota, di Cordova terdapat 491 masjid.
d. Pembangunan jalan,
taman-taman dan tempat pemandian umum. Di Cordova ada 900 buah tempat
pemandian.
e. Pembangunan irigasi, dam dan kanal untuk
pertanian
f. Pembangunan sarana air bersih dan
penampungan air (konservasi) untuk umum.
g. Pembangunan gedung-gedung pemerintahan dan
pendidikan.
h. Pembangunan rumah sakit dan panti asuhan
2. Bidang Ilmu
Pengetahuan
Perhatian dan pembangunan di bidang ilmu
pengetahuan yang dilakukan di Spanyol dapat mengimbangi kemajuan dan perkembangan
yang juga dilakukan di belahan dunia Islam bagian Timur. Perkembangan ilmu
pengetahuan itu nampak dari munculnya pusat- pusat kajian keilmuan dan
munculnya beberapa tokoh dalam berbagai bidang ilmu seperti:
a. Pembangunan perguruantinggi dan berbagai
pusat penelitian ilmu pengetahuan.
b. Pembangunan
perpustakaan. Abdurrahman III membangun perpustakaan besar di Granada dengan
dilengkapi 600.000 jilid buku. Sedang khalifah Hakam II membangun perpustakaan
di Cordova hingga menjadi perpustakaan besar dan menjadi rujukan perpustakaan
di Eropa.
c. Kegiatan menyalin naskah ilmiah dari bahasa
Grik dan Latin.
d. Beberapa nama tokoh
dalam berbagai ilmu pengetahuan yang muncul dari Spanyol antara lain:
(1)
Ibn Rusyd (Lahir di Cordova, 1126 M).
Ibn Rusyd di Eropa terkenal dengan
Averroes. Dia pengikut Aristoteles yang sangat
berjasa dalam membuat ringkasan dan tafsiran filsafat Yunani terutama
Aristoteles. Buah pemikiran dan cara berfikir rasional Ibn Rusyd sangat besar
pengaruhnya kepada perkembangan pemikiran yang membawa kebangkitan dan kemajuan
Eropa. Dengan hati-hati ia mengkaji Keserasian filsafat dan agama. Karya besar
Ibn Rusyd antara lain Tahafut al Tahafut, yang berisikan tanggapan balik
terhadap serangan al Ghazali terhadap filsafat dalam Tahafut al Falasifah.
Dalam karyanya itu ia bertindak sebagai pembela filsafat. Ibn Rusyd di samping
seorang filosof ia juga seorang dokter, karyanya dalam ilmu kedokteran adalah Kitab
al Kulliyat al Thibb. Di samping itu iapun seorang ulama ahli fiqh,
karyanya yang terkenal di bidang fiqh adalah Bidayat al Mujtahid wa Nihayat
al Muqtashid.
(2)
Ibn Bajah (Lahir di Saragosa, 1085 M)
Ibn Bajah di Eropa terkenal dengan
nama Avempace. Ia seorang filosof dengan karyanya yang terkenal risalah Tadbir
al Mutawahhid.
(3)
Ibn Thufail (Lahir di Qadis, Granada, 1110 M)
Ibn Thufail di Eropa terkenal dengan
nama Aventofail. Ia seorang filosof, di samping itu ia banyak menulis tentang
kedokteran dan astronomi. Pandangan filsafatnya tercermin dalam karyanya yang
terkenal yaitu Hay ibn Yaqdzan.
(4)
Jabar ibn Aflah (lahir di Seville, 1140 M).
Ia menulis kitab al Hay’ah,
yang memuat angka-angka tentang goneometri yang masih digunakan oleh dunia ilmu
pengetahuan sampai sekarang.
Selanjutnya nama-nama tokoh ilmuwan lain yang pantas dicatat
yang muncul dari bumi Islam di Spanyol, antara lain:
·
Abbas ibn Farnas. Ia terkenal dalam
ilmu kimia dan astronomi, ia juga yang menemukan pembuatan kaca dari batu.
·
Ibrahim ibn Yahya al Naqqash. Ia
seorang yang ahli dalam ilmu astronomi. Ia dapat membuat tropong modern yang
dapat menentukan jarak antara matahari dan bintang-bintang. Ia juga dapat
menentukan kapan dan berapa lama terjadinya gerhana matahari.
·
Abdurrahman Ibn Khaldun. Ia seorang
sejarawan dan sosiolog dengan karyanya yang terkenal yaitu Muqaddimah.
·
Abu Ja’far Ahmad ibn Muhammad al
Gharfiqi. Ia seorang ahli di bidang farmasi. Bukunya yang terkenal dalam bidang
ini adalah Al Adawiyah al Mufradah.
·
Ibn abd. Aziz al Bakri. Ia seorang
ahli di bidang geografi karyanya yang terkenal adalah kitab al Masalik wa al
Mamalik. nama lain di bidang ini tercatat Muhammad al Mazinni.
·
Ibn Hazm seorang ahli fikh dan
teolog yang terkenal dengan kitabnya al Muhalla dan Kitab Fishal. Ahli
fikir lainnya seperti Abu Bakr ibn al Quthiyah, Mundzir ibn Said al Baluthi,
dan Yahya ibn Yahya
·
Ibn al ‘Arabi yang terkenal dengan
konsep tasawufnya Wahdah al Wujud, dengan karyanya Hikmah al Israq
dan Futuhat al Makkiyah.
3. Bidang Ekonomi
Sejalan dengan perkembangan dunia Islam baik
di belahan barat dan belahan timur dan perkembangan di luar dunia Islam, maka
kegiatan ekonomi pun mendapat perhatian dan mengalami kemajuan pesat. Hal ini
nampak antara lain dalam kegiatan ekonomi sbb.:
a. Meningkatkan kegiatan perdagangan dengan
dunia luar.
b. Cordova, Seville,
Granada, Almeria dan kota-kota lainnya menjadi penghasil permadani, wol, katun,
sutera, kertas, dan kulit.
c. Pada masa
pemerintahan Amir Muhamad I (852-886), Spanyol telah dapat menghasilkan
belerang, air raksa, tembaga, dan besi.
d. Pembangunan kilang minyak zaitun.
e. Di bidang
pertanian, Spanyol telah mengembangkan sistem irigasi, dan telah mampu
menghasilkan berbagai hasilpertanian dan perkebunan seperti kapas, tebu, padi ,
jeruk dan buah- buahan lainnya. Malaga, Cartagena, dan kota-kota lainnya
menjadi penghasil buah-buahan yang cukup besar.
Kegiatan pertanian yang telah dilakukan oleh Islam di
Spanyol, telah menimbulkan bekas dalam berbagai istilah di dunia Barat. Seperti
istilah arable (yang dapat dibajak), arbareal (pohon- pohonan), arbaretum
(hutan bikinan), arbariculture (penanaman kayu), semuanya itu berasal dari suku
kata arab yang telah mengalami perubahan ke dalam bahasa Barat.
f. Puncak kemakmuran
terutama pada masa pemerintahan Abdurrahman III. Penerimaan tahunan negara
sebanyak 6.245.000 (enam juta dua ratus empat puluh lima ribu) keping emas.
Dari jumlah tersebut sepertiga dipergunakan untuk anggaran rutin, sepertiga
untuk anggaran pembangunan dan sepertiga untuk dana cadangan.
4. Bidang bahasa, seni
dan sastra.
a. Penggunaan bahasa
Arab digalakkan.Bahasa Arab mengalahkan bahasa latin, yang juga digunakan di
gereja-gereja. Sampai dengan abad ke-13 orang-orang Kristen dan Yahudi di
Spanyol menulis buku-buku ilmiah dengan bahasa Arab.
c. Munculnya berbagai
karya sastra seperti Al ‘Iqad al Farid, buah karya Ibn Abi Rabith. Kitab al
Qalaid, buah karya Al Fath ibn Khaqam.
d. Pada masa Emir
Muhammad I, seni puisi berkembang dan ia sangat menggemarinya, bahkan ia
sendiri banyak menghasilkan karya seni ini.
e. Pada masa
Abdurrahman II telah berkembang seni tari dan nyanyi. Waktu itu ada seorang
penyanyi terkenal Ibrahim al Mosuli yang diberi gelar Amirul Ghina. Dia
melahirkan penyanyi keliling dari istana ke istana dengan sebutan Troubadour
yang cepat terkenal dan menyebar ke daerah-daerah lain, seperti ke Perancis.
f. Khalif Hakam II
amat menyenangi kesusasteraan dan kesenian. Pada masa pemerintahannya kumpulan
sajak dan lagu dalam kitab al Aglani yang terdiri dari 20 jilid tebal yang
disusun oleh pujangga Abu al Farj al Asfihanidi Bagdad telah disiarkan terlebih
dahulu di Spanyol dari pada di daerah lainnya.
g. Sejalan dengan
perkembangan kegiatan pembangunan fisik, maka pada saat itu berkembang pula
seni arsitektur bangunan yang indah.
5. Bidang Militer.
Pembangunan dan perkembangan militer pada masa
kejayaan Islam di Spanyol, nampak pesat seperti juga perkembangan di wilayah
Islam lainnya. Hal ini berkaitan dengan upaya pertahanan negara menghadapi
dunia luar. Pembangunan dan perkembangan itu antara lain:
a. Pembangunan pangkalan armada dan pabrik
senjata di Cartagena dan Cadiz.
b. Membangun benteng-benteng pertahanan di
beberapa kota.
c. Pembentukan birokrasi kepolisian sampai ke
distrik yang jauh terpencil.
d. Membangun angkatan
bersenjata yang kuat, terutama pembangunan armada angkatan laut yang mampu
berhadapan dengan daulat Fathimiyah dan merupakan yang terbesar di seluruh
dunia waktu itu (masa pemerintahan Abdurrahman III).
4.
Penyebab Kemunduran dan Kehancuran
Sebab-sebab yang membawa kemunduran dan
kehancuran Islam di Spanyol adalah sbb.:
a. Konflik internal
Terjadi persaingan dalam lingkungan keluarga istana dalam
memperebutkan kursi kerajaan. Keadaan ini selalu dimanfaatkan oleh fihak luar
yang memecahbelah mereka untuk mengambil keuntungan yang pada dasarnya
merugikan kepentingan Islam.
Konflik
internal juga terjadi dalam intern umat Islam yang terdiri dari kelompok
Barbar, Sicilia dan Arab. Mereka satu sama lain saling berebut pengaruh, hal
ini terutama nampak pada masa Muluk al Thawaif setelah berakhirnya kekuasaan
Bani Umayyah. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara
pihak-pihak bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat
kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama
kalinya, orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif
penyerangan
b. Fanatisme Arab yang
berlebihan
Bani Umayyah memperlakukan Islam non Arab sebagai penduduk
kelas dua, yang menyebutnya dengan istilah ‘ibad atau muwalladun (suatu
ungkapan yang dinilai merendahkan]. Karena fanatisme yang berlebihan ini, maka
tidak terjadi pembauran sosial politik dan budaya antara kelas penguasa (Arab)
yang merasa sebagai tuan dengan kelas pribumi yang dianggap lebih rendah
derajatnya.
Sikap
dan perlakuan penguasa ini menyebabkan mereka selalu menggerogoti kekuasaan
yang dipegang oleh etnis Arab. Secara politis sikap demikian, akhirnya tidak
bisa melahirkan tokoh- tokoh figur pimpinan Islam yang handal untuk dijadikan
tokoh pemersatu bagi masyarakat setempat.
c. Tidak terjadi
Islamisasi
Para penguasa muslim lebih banyak memusatkan perhatian
mereka kepada masalah politik. Mereka tidak melaksanakan da’wah dalam arti
penanaman Islam secara ideologis. Rakyat pribumi Spanyol umumnya dibiarkan
tetap berpegang pada agama, hukum dan adat kebiasannya. Keadaan demikian
menyebabkan antara penguasa Muslim tidak terdapat hubungan ideologis
dengan rakyat yang mayoritas non Islam. Pada sisi lain keadaan di atas
menyebabkan rasa patriotisme dan nasionalisme orang-orang Spanyol tetap kuat.
d. Faktor Ekonomi
Perekonomian Islam Spanyol pada awal kejayannya menunjukkan
kemajuan pesat, karena tanahnya yang subur dan kegiatan perdagangannya. Namun
pada paruh kedua pada kekuasaan Islam di Spanyol sumber perekonomian negara
sangat lemah, karena hanya mengandalkan pada pajak/upeti, dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dengan serius sehingg lalai membina perekonokian
e. Konflik Islam dan
Kristen
Setelah menaklukan Spanyol, para
penguasa muslim tidak menjalankan kebjakan Islamisasi secara sempurna. Penduduk
Spanyol dibiarkan memeluk agamanya, mempertahankan hukum dan tradisi mereka.
Penguasa Islam hanya mewajibkan mereka membayar upeti, dan tidak memberontak.
Kebijakan ini ternyata menimbulkan numerang. Penduduk Spanyol menggalang
kekuatan untuk melawan penguasa Islam. Pertentangan Islam dan Kristen tak
pernah berhenti menjatuhkan Islam. Orang Kristen selalu merasa bahwa kehadiran
umat Islam merupakan ancaman bagi mereka. Setelah kekuasaan Islam melemeh, satu
persatu kota-kota yang dikuasai Islam jatuh ketangan orang Kristen
5.
Pengaruh Peradaban Islam di Spanyol
Kemajuan Eropa yang terus terus
berkemabang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada Khazanah ilmu
pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Memang banyaak saluran
bagaimana peradaban Is;am mempengaruhi Eropa, seperti Sicilia dan perang salib,
tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol Islam.
Spanyol merupakan tempat yang paling
utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam baik dalam bentuk hubugan politik,
social maupun perekonomian dan peradaban antar Negara. Orang-orang Eropa
menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh
meninggalkan Negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran
dan sains di samping bangunan fisik. Yang terpenting diantaranya adalah
pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198). Ia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan
kebebasan berfikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memkat
minat semua orang yang berpiran bebas. Ia mengedepankan Sunnatullah menurut
pengertian Islam terhadap pantheisme dan anthropomorphisme Kristen. Demikian
besar pengaruhnya di Eropa, hingga di Eropa timbul gerakan Averroisme (Ibn
Rusyd-isme) yangmenuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran
rasional yang dibawa gerakan Averroisme ini.Berawal dari gerakan Averroisme
inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme
pada abad 17 M
Pengaruh peradaban Islam, termasuk
didalamnya pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda
Kristen eropa yan belajar universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti
universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di
Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuan muslim. Pusat
peerjemahan itu adlah Toledo. Setelah pulang kenegerinya, mereka mendirikan
sekolah dan universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa adalah
Universitas Paris yang didiran pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah
wafatnya Ibn Rusyd. Di akhirzaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah
universitas. Didalam Universita-universita itu, ilmu yang mereka peroleh dari
universitas-universitas Islam yang diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu
pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang banyak dipelajari adalah pemikiran
Al-Farabi, Ibn sina dan Ibn Rusyd
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas
Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12M itu menimbulkan gerakan
bangkitan kembali (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui
terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari kemudian diterjemahkan kedalam
bahasa latin.
Walaupun Islam padaakhirnya terusir
dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani
gerakan –gerakan penting di Eropa. Geraka-gerakan itu adalah kebangkitan
kembali kebudayaan Yunani klasik (Renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula
di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M,
dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M
DAFTAR
PUSTAKA
Sunanto, Musyrifah,
2003, Sejarah Islam Klasik, Jakartaada: Prenada Media.
Yatim, Badri,2008, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), hlm. 90.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam
Klasik (Jakartaada: Prenada Media,2003),
hlm. 120.
Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), hlm. 95.
Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), hlm. 97